Pages

Tuesday, January 20, 2015

Program Kajian yang menarik dari Syaikh Shaleh Al-Ushaimi

Penuntut ilmu sedang menyimak penjelasan Syaikh Shaleh Al-Ushaimi

Tampak ratusan penuntut ilmu bergegas menuju ke suatu tempat di salah satu sisi masjid Nabawi, Madinah Munawwarah, sembari membawa dua jilid buku tebal bersampul hitam dengan tulisan keemasan, tidak seperti biasa, majelis ilmu yang satu ini sangat menarik bagi penuntut ilmu, sehingga syaikh yang mengisi majelis terlihat berada ditengah tengah penuntut ilmu yang duduk mengitari beliau, berusaha sedekat mungkin dengan majelis, tidak sedikit juga yang berjauhan, mencari tempat yang dia bisa bersandar pada tiang-tiang, mungkin karena saking intensivnya durasi pengajaran pada majelis ilmu ini, sehingga, lumayan juga terasa pegal di badan, bahkan beberapa penuntut ilmu tampak berdiri sembari sibuk menulis, untuk sekedar menghilangkan pegal di badan mereka.
"Muqorrotu Barnamaji Muhimmatu Al-Ilmi" (diktat program muhimmatul ilmi -pent), begitulah Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz Al-Ushoimi* memberi judul buku yang merupakan himpunan dari beberapa mutun ilmiyyah*, beliau membuat metode pengajaran yang menarik bagi penuntut ilmu, sehingga baik itu pemula, menengah ataupun bagi yang sudah mumpuni dalam dalam materi yang diajarkan akan menikmati setiap penjelasan yang ada, seperti yang beliau tekankan pada setiap akan memulai sesi materi, bahwa, majelis ini merupakan bentuk kasih sayang seorang guru kepada muridnya dalam mendidik dan mengajar. Beliau juga menekankan bahwa majelis ini bertujuan untuk langkah pertama bagi pemula dalam menuntut ilmu, dan berfungsi sebagai pengingat bagi tingkat menengah dari penuntut ilmu, dan juga sebagai penguat bagi yang sudah menguasai.
Syaikh Shaleh al-Ushaimi sengaja menghimpun beberapa mutun ilmiyyah dalam satu buku dan memberikan selembar  kertas kosong disetiap lembar mutun, sehingga, penuntut ilmu bisa menulis hal-hal yang penting dan faidah-faidah yang didapat dari penjelasan beliau terhadap teks setiap buku yang diajarkan, dan pada akhir setiap buku yang dijelaskan terdapat keterangan ijazah dan sanad bagi setiap penuntut ilmu yang mengikuti sampai akhir penjelasan mutun ilmiyyah yang dijelaskan. Yang menarik, beliau menggratiskan diktat program tersebut bagi setiap yang menghadiri majelis tersebut.
Pemilihan waktu yang tepat menjadi faktor yang membuat majelis ilmu ini menarik untuk dihadiri, beliau memilih liburan pertengahan tahun, sehingga banyak pelajar, mahasiswa, pekerja, dan masyarakat sekitar madinah yang memiliki waktu luang untuk menghadirinya, bahkan sebuah yayasan amal di ibukota Riyadh memberikan fasilitas tempat tinggal disekitar masjid Nabawi bagi pelajar yang berada di kota tersebut yang ingin menghadiri majelis ini.
Majelis ilmu ini memiliki durasi yang sangat intensif dari setelah shalat subuh sampai menjelang jam sepuluh pagi, kemudian dari setelah shalat ashar sampai sebelum shalat maghrib, dilanjutkan setelah shalat maghrib dan sebelum isya, dan setelah shalat isya sampai jam sepuluh malam, sehingga cukup melelahkan, namun, masih saja para penuntut ilmu tetap membludak.
Ijazah dan sanad merupakan tradisi ulama terdahulu, dimana para ulama akan memberikan ijazahnya dan sanadnya kepada setiap penuntut ilmu yang menyelesaikan setiap materi yang diajarkan, dan nampaknya, shaikh shalih al ushaimi ingin menjaga tradisi tersebut yang rupanya juga menjadi hal yang menarik bagi penuntut ilmu.
Seperti biasa, syaikh memulai dengan bismillah dan shalawat, kemudian menjelaskan tujuan dari majelis dan menyebutkan judul buku penulis dan batas materi yang disampaikan, kemudian salah satu murid beliau membaca teks mutun ilmiyyah dalam batas tertentu, kemudian syaikh menjelaskan maksud dari teks tersebut dan menjelaskan beberapa hal penting yang bisa di tangkap dari teks tersebut, kemudian, setelah mengakhiri seluruh teks mutun tertentu, beliau mendikte ijazah dan sanad untuk penuntut ilmu yang menyelesaikan materi tersebut.
Program semacam ini sudah berlangsung selama beberapa tahun dan setiap tahun pasti ada mutun ilmiyyah baru yang dibahas, meskipun beberapa mutun ilmiyyah bisa dikatakan menjadi pembahasan tetap yang diulang setiap tahunnya. Selain itu, tradisi pengambilan ijazah dan sanad dari seorang ulama menjadi hal yang ingin dilestarikan oleh syaikh shaleh al-Ushaimi, sehingga, setiap penuntut ilmu yang menyelesaikan program akan mendapatkan ijazah dan sanad dalam banyak disiplin ilmu, baik itu aqidah, fiqh, hadist, bahasa arab, dsb.

* mutun ilmiyyah: Teks ilmiyyah dari karya ulama dalam suatu disiplin ilmu.

* Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz Al-Ushoimi: Shaleh bin Abdullah bin Hamad Al-Otaibi Al-Ushaimi Abu Amr, lahir di Riyadh tahun 1391 H. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di wikipedia pada link: http://ar.m.wikipedia.org/wiki/%D8%B5%D8%A7%D9%84%D8%AD_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B5%D9%8A%D9%85%D9%8A

5 komentar:

  1. Assalaamualaikum ustad
    Boleh minta almt emailnya?

    ReplyDelete
  2. Masya Allah.. semoga kita semua dapat datang ke majlisnya syaikh sholeh al ushoimi :")

    ReplyDelete