Tampak
ratusan penuntut ilmu bergegas menuju ke suatu tempat di salah satu sisi masjid
Nabawi, Madinah Munawwarah, sembari membawa dua jilid buku tebal bersampul
hitam dengan tulisan keemasan, tidak seperti biasa, majelis ilmu yang satu ini sangat
menarik bagi penuntut ilmu, sehingga syaikh yang mengisi majelis terlihat
berada ditengah tengah penuntut ilmu yang duduk mengitari beliau, berusaha
sedekat mungkin dengan majelis, tidak sedikit juga yang berjauhan, mencari
tempat yang dia bisa bersandar pada tiang-tiang, mungkin karena saking
intensivnya durasi pengajaran pada majelis ilmu ini, sehingga, lumayan juga
terasa pegal di badan, bahkan beberapa penuntut ilmu tampak berdiri sembari
sibuk menulis, untuk sekedar menghilangkan pegal di badan mereka.
"Muqorrotu
Barnamaji Muhimmatu Al-Ilmi" (diktat program muhimmatul ilmi -pent),
begitulah Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz Al-Ushoimi* memberi judul buku yang
merupakan himpunan dari beberapa mutun ilmiyyah*, beliau membuat metode
pengajaran yang menarik bagi penuntut ilmu, sehingga baik itu pemula, menengah
ataupun bagi yang sudah mumpuni dalam dalam materi yang diajarkan akan
menikmati setiap penjelasan yang ada, seperti yang beliau tekankan pada setiap
akan memulai sesi materi, bahwa, majelis ini merupakan bentuk kasih sayang
seorang guru kepada muridnya dalam mendidik dan mengajar. Beliau juga
menekankan bahwa majelis ini bertujuan untuk langkah pertama bagi pemula dalam
menuntut ilmu, dan berfungsi sebagai pengingat bagi tingkat menengah dari penuntut
ilmu, dan juga sebagai penguat bagi yang sudah menguasai.
Syaikh
Shaleh al-Ushaimi sengaja menghimpun beberapa mutun ilmiyyah dalam satu buku
dan memberikan selembar kertas kosong
disetiap lembar mutun, sehingga, penuntut ilmu bisa menulis hal-hal yang
penting dan faidah-faidah yang didapat dari penjelasan beliau terhadap teks
setiap buku yang diajarkan, dan pada akhir setiap buku yang dijelaskan terdapat
keterangan ijazah dan sanad bagi setiap penuntut ilmu yang mengikuti sampai
akhir penjelasan mutun ilmiyyah yang dijelaskan. Yang menarik, beliau
menggratiskan diktat program tersebut bagi setiap yang menghadiri majelis
tersebut.
Pemilihan
waktu yang tepat menjadi faktor yang membuat majelis ilmu ini menarik untuk
dihadiri, beliau memilih liburan pertengahan tahun, sehingga banyak pelajar,
mahasiswa, pekerja, dan masyarakat sekitar madinah yang memiliki waktu luang
untuk menghadirinya, bahkan sebuah yayasan amal di ibukota Riyadh memberikan
fasilitas tempat tinggal disekitar masjid Nabawi bagi pelajar yang berada di
kota tersebut yang ingin menghadiri majelis ini.
Majelis
ilmu ini memiliki durasi yang sangat intensif dari setelah shalat subuh sampai
menjelang jam sepuluh pagi, kemudian dari setelah shalat ashar sampai sebelum
shalat maghrib, dilanjutkan setelah shalat maghrib dan sebelum isya, dan
setelah shalat isya sampai jam sepuluh malam, sehingga cukup melelahkan, namun,
masih saja para penuntut ilmu tetap membludak.
Ijazah
dan sanad merupakan tradisi ulama terdahulu, dimana para ulama akan memberikan
ijazahnya dan sanadnya kepada setiap penuntut ilmu yang menyelesaikan setiap
materi yang diajarkan, dan nampaknya, shaikh shalih al ushaimi ingin menjaga
tradisi tersebut yang rupanya juga menjadi hal yang menarik bagi penuntut ilmu.
Seperti
biasa, syaikh memulai dengan bismillah dan shalawat, kemudian menjelaskan
tujuan dari majelis dan menyebutkan judul buku penulis dan batas materi yang
disampaikan, kemudian salah satu murid beliau membaca teks mutun ilmiyyah dalam
batas tertentu, kemudian syaikh menjelaskan maksud dari teks tersebut dan
menjelaskan beberapa hal penting yang bisa di tangkap dari teks tersebut,
kemudian, setelah mengakhiri seluruh teks mutun tertentu, beliau mendikte
ijazah dan sanad untuk penuntut ilmu yang menyelesaikan materi tersebut.
Program
semacam ini sudah berlangsung selama beberapa tahun dan setiap tahun pasti ada
mutun ilmiyyah baru yang dibahas, meskipun beberapa mutun ilmiyyah bisa
dikatakan menjadi pembahasan tetap yang diulang setiap tahunnya. Selain itu,
tradisi pengambilan ijazah dan sanad dari seorang ulama menjadi hal yang ingin
dilestarikan oleh syaikh shaleh al-Ushaimi, sehingga, setiap penuntut ilmu yang
menyelesaikan program akan mendapatkan ijazah dan sanad dalam banyak disiplin
ilmu, baik itu aqidah, fiqh, hadist, bahasa arab, dsb.
* mutun ilmiyyah: Teks
ilmiyyah dari karya ulama dalam suatu disiplin ilmu.
* Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz
Al-Ushoimi: Shaleh bin Abdullah bin Hamad Al-Otaibi Al-Ushaimi Abu Amr, lahir
di Riyadh tahun 1391 H. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di wikipedia pada
link: http://ar.m.wikipedia.org/wiki/%D8%B5%D8%A7%D9%84%D8%AD_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B5%D9%8A%D9%85%D9%8A
Assalaamualaikum ustad
ReplyDeleteBoleh minta almt emailnya?
masyaallah bagus reviewnya ustadz.
ReplyDeletemashallah
ReplyDeleteUniversity of Jordan
http://www.ju.edu.jo/home.aspx
Masya Allah.. semoga kita semua dapat datang ke majlisnya syaikh sholeh al ushoimi :")
ReplyDeleteMumtaz Gus...
ReplyDelete