Pages

Wednesday, December 17, 2014

Pendidikan Jasmani dari Sudut Pandang Islam

Pendidikan jasmani  dapat didefinisikan secara parsial, yang pertama adalah kata “pendidikan” dan kedua “jasmani”, lantas dengan singkat dapat di definisikan sebagai sebuah bentuk pendidikan ataupun metode yang menggunakan kegiatan olah raga sebagai saranannya.  pendidikan jasmani berarti pendidikan aplikatif yang berfungsi sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan sebuah individu dan mengolahnya dari segi jasmani, akal, sosial, dan emosi melalui kegiatan fisik yang terpilih dan terkontrol, dan disupervisi secara professional demi mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia.
Disisi lain dikatakan, bahwa definisi pendidikan jasmani adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan secara umum dan merupakan bidang eksperimental yang bertujuan untuk membentuk generasi yang unggul dimasa depan dari segi jasmani, rohani, intelektual, perilaku, dan sosial. hal tersebut dapat diaplikasikan dengan berbagai bentuk kegiatan jasmani yang terseleksi, agar terwujud generasi yang mempunyai keistimewaan dalam berbagai segi.
Namun, dalam sudut pandang yang lebih islami definisi pendidikan jasmani masih merupakan sebuah proses dan pengembangan segi jasmani agar dapat senantiasa melaksanakan tugas yang diembannya, terutama dalam melaksanakan tugas yang disitulah terletak tujuan diciptakannya manusia yaitu ibadah dan segala yang berkenaan dengan penggunaan unsur jasmani dengan niat untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Pendidikan jasmani memiliki arti luas tergantung sudut pandang pendidikan itu sendiri dalam memandangnya, adapun tujuan umum dari pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan anggota badan dan kemampuannya secara mekanis, serta bertujuan untuk mengembangkan sisi psikologis, sosial, intelektual, estetika, dapat pula digunakan sebagai bentuk hiburan dan kegiatan pengisi kekosongan.
Kholid Al-Hazimy seorang pakar pendidikan di Universitas Madinah Almunawwarah melihat tujuan islami dari pendidikan jasmani dalam poin-poin berikut ini:
1.      Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.
Sebagai contoh adalah pelaksanaan tugas dan kewajiban dalam beribadah seperti: shalat, puasa, dan perintah mendoakan orang yang sakit ketika menjenguknya agar lekas sembuh dan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya, dimana Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda “Apabila seseorang menjenguk seorang yang sakit, maka katakanlah: Ya Allah sembuhkanlah hambaMu ini, dia akan mampu melukai musuh karenaMu, dan mampu berjalan untuk melaksanakan shalat karenaMu”.
2.      Sebagai bentuk pengembangan daya imun dari berbagai penyakit.
Kondisi jasmani yang lemah sangat rentan terhadap penyakit, hal itu disebabkan buruknya ketidak seimbangan metabolisme tubuh, dan bisa juga karena berkurangnya fungsi salah satu anggota tubuh, atau karena kurangnya energi yang dihasilkan oleh tubuh yang dipicu oleh kurangnya asupan gizi dan aktivitas fisik.
3.      Sebagai penyemangat dalam bekerja.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi fisik yang fit dan energik akan menjadikan seseorang lebih layak dan mampu untuk melaksanakan pekerjaannya, terlebih ketika dibarengi dengan semangat dan etos kerja yang tinggi, sehingga mampu menafkahi dirinya sendiri, keluarga dan tidak bergantung kepada orang lain. hal ini senada dengan yang dikatakan Rosulullah r untuk Qubaishah yang sangat ketat dalam memberikan syarat bagi orang yang bergantung kepada orang lain dengan jalan mengemis beliau r bersabda : Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: Seseorang yang menanggung beban (hutang orang lain, diyat/denda), ia boleh meminta-minta sampai ia bisa melunasinya, kemudian berhenti. Dan seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. Dan seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Wahai Qabishah ! Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram  
4.      Untuk menjaga kesehatan psikologis.
Kebugaran jasmani akan berimplikasi positif terhadap kondisi psikologis, maka, ketika seseorang diberi nikmat kesehatan dia akan mendapatkan banyak hal yang positif seperti, perasaan tenang dalam hati karena kesehatan, hilangnya kejenuhan dan kesedihan, memiliki kapabilitas dalam melaksanakan pekerjaannya, dan banyak contoh yang bisa diambil dari aktivitas fisik yang ditujukan untuk kesenangan, seperti ketika Rosulullah r berlomba lari dengan Aisyah, anak-anak habasyi (Ethiopia) yang bermain dimasjid Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, kegiatan memanah yang dianjurkan oleh ibnu al-qoyyim sebagai penghilang rasa sedih.
5.      Agar senantiasa bahagia dan bersyukur atas kesehatan.
Pada hakikatnya kesehatan jasmani akan menambah kebahagiaan seseorang, adapun gangguan kesehatan akan menjadikan seseorang bersedih akan sakit yang dideritanya, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah menegaskan bahwa kesehatan adalah diantara sebab kebahagiaan, beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barang siapa ketika dipagi hari mendapatkan kondisi jasmani yang sehat, perasaan aman dalam dirinya sendiri, memiliki persediaan makanan pada hari itu, maka seolah-olah dia mendapatkan semua kenikmatan dunia”.

Pentingnya pendidikan jasmani
Semenjak abad pertama, kaum muslimin telah menyadari akan kaitan erat antara tubuh dan akal dan mengabadikannya dalam sebuah moto “didalam tubuh yang sehat terdapat akal yang sehat”, sehingga pada masa itu telah muncul perhatian terhadap kondisi jasmani dan usaha untuk menjaganya dari hal-hal yang negatif, agar senantiasa memiliki kesehatan jasmani sehingga membantu akal dalam aktifitas belajar mengajar dan aktifitas keilmuan lainnya.
Islam dalam perkembangannya telah menaruh perhatiannya dalam segi jasmani, dan berikut adalah dalil tekstual dari syari’at Islam:
1.      Dalil tekstual yang banyak menunjukkan perihal jasmani.
Al-Qur’an mengisyaratkan kepada kekuatan jasmani dalam beberapa ayat, diantaranya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الأمِينُ)
(قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)
juga dalam beberapa teks Al-Qur’an menyebutkan tentang kebersihan badan, Allah subhanahu wa ta’la berfirman:
 (وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ)
dan dalam Hadist Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyebutkan bahwa manusia akan diminta pertanggung jawabannya akan kesehatan yang diberikan oleh Allah dan bagaimana dia memanfaatkan dan menjaganya. Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
(إن أول ما يسئل عنه يوم القيامة يعني العبد من النعيم أن يقال له ألم نصح لك جسمك ونرويك من الماء البارد)
2.     Dikarenakan seorang mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah.
 عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير  احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز وإن أصابك شيء فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا ولكن قل قدر الله وما شاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان)
Muhammad Fuad Abdul Baqi menjelaskan, “bahwa yang dimaksud dengan kekuatan disini adalah kemauan yang kuat dari hati dan menjadi orang yang paling pertama dalam urusan akhirat, dengan memiliki sifat-sifat tersebut seseorang akan menjadi pemberani dalam menghadapi musuh dalam berjihad, dan memiliki militansi yang tinggi dalam menyambut panggilan jihad, dan memiliki semangat yang tinggi dalam amar ma’ruf nahi munkar, bersabar atas segala cobaan dalam melaksanakannya, serta dapat menghadapi segala kesulitan hanya untuk Allah. serta semangat dalam beribadah shalat, dzikir dan ibadah lainnya..”

3.      Banyak Instruksi Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada kaum muslimin untuk melaksanakan aktifitas jasmani seperti, memanah, berkuda dan berenang.
Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengeluarkan instruksi untuk belajar memanah kepada para sahabat, Imam bukhari meriwayatkan dalam shahihnya:

عن سلمه بن الأكوع رضي الله عنه قال: مر النبي صلى الله عليه وسلم على نفر من أسلم ينتضلون، فقال النبي  : 
(ارموا بني إسماعيل، فإن أباكم كان رامياً) ([1]). 
Imam Muslim juga meriwayatkan hal senada dengan Imam Bukhari:
عن أبي علي ثمامة بن شفي أنه سمع عقبة بن عامر يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو على المنبر يقول: (وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة، ألا إن القوة الرمي، ألا إن القوة الرمي، ألا إن القوة الرمي) ([2]). 
Dalam hal menunggang kuda Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan:
عن عروة بن الجعد عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (الخيل معقود في نواصيها الخير إلى يوم القيام) ([3]).      
Adapun dalam perintah untuk memiliki kemampuan berenang diriwayatkan oleh Thabrani dan Nasai dan dishahihkan oleh Albani, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:
 (كل شيء ليس فيه ذكر الله فهو لهو ولعب إلا أربع: ملاعبة الرجل امرأته، وتأديب الرجل فرسه، ومشيه بين الغرضين، وتعليم الرجل السباحة) ([4]). 
Islam menganjurkan kaum muslimin untuk beraktivitas fisik dengan berbagai metode dengan tujuan menguatkan jasmani dan menjaga kesehatan, dengan berpedoman kepada syari’at dalam mengaplikasikannya seperti, tidak meninggalkan kewajiban, dan tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia. dan tentu saja masih banyak lagi contoh aktifitas fisik yang dipraktekan oleh salaf, sebagai contoh, gulat, tinju, lomba lari, angkat beban, yang semua itu menunjukkan akan perhatian mereka terhadap kondisi jasmaninya.



([1]) صحيح البخاري، ح2743، كتاب الجهاد والسير، باب التحريض على الرمي، (3/1062).
([2]) صحيح مسلم، ح1917، كتاب الإمارة، باب فضل الرمي والحث عليه وذم من علمه ثم نسيه، (3/1522).
([3]) صحيح البخاري، ح2695، كتاب الجهاد والسير، باب الخيل المعقود في نواصيها الخير إلى يوم القيامة، (3/1047).
([4]) سنن النسائي الكبرى، ح8939، كتاب عشرة النساء، باب ملاعبة الرجل زوجته، (5/302).
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment