Pages

Saturday, May 3, 2014

Pendidikan Akhlak Menurut K.H. Imam Zarkasyi (1901-1985)

  Sudah selayaknya sebuah institusi pendidikan Islam menjadikan akhlaq diantara tujuan utama dari pendidikan yang dijalankannya, Gontor sebagai salah satu lembaga pendidikan  Islam di Indonesia, sudah menyadari pentingnya penanaman nilai-nilai akhlaq kepada anak didiknya, hal ini terlihat jelas dari pencanangan nilai akhlaq sebagai bagian dari nilai nilai yang ingin ditanamkan, dimana akhlaq menempati urutan pertama sebagai salah satu kriteria dan sifat-sifat utama yang dimiliki oleh santrinya.

    K.H. Imam Zarkasyi sebagai salah satu pendiri Gontor telah lama menyadari akan pentingnya penanaman nilai-nilai Akhlaq sebagai salah satu solusi yang utama untuk permasalahan yang dihadapi pada masa itu, yang dikenal sebagai zaman kebangkitan dan perubahan, dalam salah satu makalah yang disampaikan dalam sebuah seminar guru-guru agama beliau menekankan akan pentingnya penanaman akhlaq dalam diri setiap guru agama Islam, beliau mengutarakan alasan mendasar akan kuatnya keterikatan agama Islam dengan nilai-nilai akhlaq, dan lebih dari itu, seorang pendidik sudah selayaknya menanamkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya sendiri sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
    K.H. Imam Zarkasyi menganggap bahwa sumber nilai-nilai yang agung dari akhlaq haruslah bersumber dari sumber rabbani dalam hal ini Al-Qur’an dan Al-Hadist, hal ini terlihat dari definisi akhlaq yang beliau nilai sebagai ilmu bertindak atau pengetahuan tentang hal-hal yang menunjukkan kepada kita jalan yang baik untuk dapat hidup dalam masyarakat. beliau juga menekankan, bahwa arti akhlaq adalah petunjuk dan pedoman, yang harus di ikuti dalam kehidupan. pedoman-pedoman itu bagi umat Islam adalah pedoman yang diambil dari kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist.
   Sebagai bentuk perhatian lembaga pendidikan yang K.H. Imam Zarkasyi rintis terhadap pentingnya penanaman nilai-nilai akhlaq, beliau menulis sebuah buku yang di beri judul “etiquette” atau etika, dan dijadikan sebagai kurikulum tetap yang wajib dipelajari oleh santri-santrinya, dalam hal ini, menteri agama pada masa itu Prof. Dr. Mukti Ali, memberikan apresiasi terhadap Gontor, sebagai lembaga pendidikan agama yang pertama kali mengkhususkan pelajaran akhlaq sebagai salah satu kurikulumnya dalam tingkat Nasional atau bahkan mungkin internasional.

   Apresiasi tersebut layak diperhitungkan karena berasal dari seorang profesor sekaligus menteri agama pada masa itu. namun, yang perlu lebih diperhatikan adalah pengakuan terhadap peran dan perhatian Gontor terhadap pendidikan akhlaq itu sendiri. Gontor sendiri memandang bahwa pendidikan akhlaq sebagai bagian dari pendidikan kemasyarakatan, sehingga nilai-nilai yang diajarkan merupakan segala kebutuhan santri dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat nanti, dalam arti lain Gontor merupakan lingkungan dimana santri belajar untuk bermasyarakat sebelum terjun dalam lingkungan masyarakat yang sesungguhnya.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment