Sudah selayaknya sebuah institusi pendidikan Islam
menjadikan akhlaq diantara tujuan utama dari pendidikan yang dijalankannya, Gontor
sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam
di Indonesia, sudah menyadari pentingnya penanaman nilai-nilai akhlaq kepada
anak didiknya, hal ini terlihat jelas dari pencanangan nilai akhlaq sebagai
bagian dari nilai nilai yang ingin ditanamkan, dimana akhlaq menempati urutan
pertama sebagai salah satu kriteria dan sifat-sifat utama yang dimiliki
oleh santrinya.
K.H. Imam Zarkasyi sebagai salah satu pendiri Gontor telah
lama menyadari akan pentingnya penanaman nilai-nilai Akhlaq sebagai salah satu
solusi yang utama untuk permasalahan yang dihadapi pada masa itu, yang dikenal
sebagai zaman kebangkitan dan perubahan, dalam salah satu makalah yang
disampaikan dalam sebuah seminar guru-guru agama beliau menekankan akan
pentingnya penanaman akhlaq dalam diri setiap guru agama Islam, beliau
mengutarakan alasan mendasar akan kuatnya keterikatan agama Islam dengan
nilai-nilai akhlaq, dan lebih dari itu, seorang pendidik sudah selayaknya
menanamkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya sendiri sebelum mengajarkannya
kepada peserta didik.
K.H. Imam Zarkasyi menganggap bahwa sumber nilai-nilai yang
agung dari akhlaq haruslah bersumber dari sumber rabbani dalam hal ini Al-Qur’an
dan Al-Hadist, hal ini terlihat dari definisi akhlaq yang beliau nilai sebagai
ilmu bertindak atau pengetahuan tentang hal-hal yang menunjukkan kepada kita
jalan yang baik untuk dapat hidup dalam masyarakat. beliau juga menekankan,
bahwa arti akhlaq adalah petunjuk dan pedoman, yang harus di ikuti dalam
kehidupan. pedoman-pedoman itu bagi umat Islam adalah pedoman yang diambil dari
kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Sebagai bentuk perhatian lembaga pendidikan yang K.H. Imam
Zarkasyi rintis terhadap pentingnya penanaman nilai-nilai akhlaq, beliau menulis
sebuah buku yang di beri judul “etiquette” atau etika, dan dijadikan sebagai
kurikulum tetap yang wajib dipelajari oleh santri-santrinya, dalam hal ini,
menteri agama pada masa itu Prof. Dr. Mukti Ali, memberikan apresiasi terhadap
Gontor, sebagai lembaga pendidikan agama yang pertama kali mengkhususkan pelajaran
akhlaq sebagai salah satu kurikulumnya dalam tingkat Nasional atau bahkan
mungkin internasional.
Apresiasi tersebut layak diperhitungkan karena berasal dari
seorang profesor sekaligus menteri agama pada masa itu. namun, yang perlu lebih
diperhatikan adalah pengakuan terhadap peran dan perhatian Gontor terhadap
pendidikan akhlaq itu sendiri. Gontor sendiri memandang bahwa pendidikan akhlaq
sebagai bagian dari pendidikan kemasyarakatan, sehingga nilai-nilai yang diajarkan
merupakan segala kebutuhan santri dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat
nanti, dalam arti lain Gontor merupakan lingkungan dimana santri belajar untuk
bermasyarakat sebelum terjun dalam lingkungan masyarakat yang sesungguhnya.